Tripang, mutiara terpendam di Laut Simeulue


TRIPANG (kolong dalam bahasa Simeulue) merupakan salah satu sumber daya alam yang terpendam di dasar laut perairan Kabupaten Simeulue. Hasil laut ini memiliki nilai jual tinggi dan diburu nelayan di 10 kecamatan yang ada di kabupaten itu.
Daya jual tripang mengalahkan harga pasaran lobster Simeuleu. Jika lobster dijual seharga Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per kilogram, sedangkan harga tripang yang telah dikeringkan dibanderol hingga Rp1 juta per kilogram.
Harga tinggi ini disebabkan resiko mencari tripang yang ada di dasar laut kerap merenggut nyawa dan mengakibatkan kelumpuhan fisik para penyelam. Tripang hidup di dasar laut dengan kedalaman 1 meter hingga puluhan meter di antara batu karang.
Resiko lainnya yang bisa dihadapi penyelam yaitu adanya ikan bernaluri pembunuh seperti hiu, gurita dan tidak tersedianya oksigen.
"Biasanya penyelaman mencari tripang lebih dari dua orang. Tidak boleh satu orang karena satu menyelam satu mengawasi proses penyelaman dari atas permukaan air," kata Elfian, salah seorang penyelam yang merupakan warga Gampong Busung, Kecamatan Teupah Tengah, Rabu 6 Maret 2013.
Kata dia, penyelaman dilakukan secara tradisional bermodalkan kaca mata air, tombak kecil,  maupun menggunakan alat bantu pernafasan dengan menggunakan mesin kompresor.
"Selagi masih tahan nafas ini kami menyelam. Biasa saat menyelam dikawal seutas tali yang dipegang kawan dari atas perahu. Gunanya bila ada sesuatu baik si penyelam maupun dari atas perahu, tinggal disentak dan ditarik tali itu," ujarnya.
Hal senada disampaikan Mariadi, seorang penyelam tripang yang mempunyai pengalaman menyedihkan karena temannya tewas dimangsa ikan hiu saat memburu biota laut itu. Rekan seprofesinya, Yusnadi (42) yang tewas ditempat, hanya terpaut 30 meter dengan dirinya saat diserang hiu. Peristiwa itu, kata dia, terjadi diperairan Pulau Siumat bulan September 2012.
"Rekan saya meninggal digigit ikan hiu saat kami menyelam (mencari) tripang. Dia kehilangan daging tubuhnya, tangan, pinggang, usus, dan daging punggung belakang," kata Mariadi.
Ada beberapa jenis tripang yang ditangkap dan bisa dijual ke pasar. Mariadi merincikan tripang yang ditangkap yaitu tripang gajah, kunyit, tuti, pahit, ular, ayam, coklat, bantal, abu-abu, mengkudu, nasi, gajah bakau, duri, karet, dan tripang pasir. (atjehpost.com)