Sejarah Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh


Pelabuhan Ulee Lheue selama ini dikenal sebagai satu-satunya pelabuhan yang ada di Kota Banda Aceh. Luas area Pelabuhan Ferry Ulee Lheue yaitu ± 8 Ha dengan pembagian lahan untuk terminal penumpang sebagai bangunan utama, lahan parkir, dermaga kapal cepat, dermaga kapal lambat (ferry), kolam pelabuhan, dan lain-lain.
Setelah bencana tsunami pada tahun 2004, kondisi Pelabuhan Ulee Lheue sangat memprihatinkan karena tak satupun bangunan fasilitas darat yang tersisa. Padahal saat itu pelabuhan ini juga sedang dalam tahap pembangunan beberapa gedung baru.
Berbagai aktifitas penyeberangan saat itu sementara dialihkan ke pelabuhan terdekat yaitu di Pelabuhan Malahayati yang berlokasi di Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar yang juga rusak oleh tsunami namun masih dapat mengoperasikan dermaganya untuk tempat bersandar kapal.
Awalnya Pelabuhan Ulee Lheue ini beroperasi melayani beberapa rute, seperti penyeberangan ke Pulau Sabang, Kota Lhokseumawe, Kuala Langsa, bahkan sampai ke Pelabuhan Belawan – Medan.
Setelah bencana tsunami tahun 2004, pelabuhan tersebut baru berperan sebagai penghubung utama antara Pulau Sumatera ke Pulau Sabang melalui Kota Banda Aceh dengan 3 – 4 trip penyeberangan setiap harinya. Hingga saat ini, pembangunan kembali Pelabuhan Ulee Lheue oleh Pemerintah Kota Banda Aceh dengan bantuan beberapa instansi telah berjalan, namun baru sampai pada tahap pembangunan beberapa fasilitas darat yang hanya mampu menunjang kegiatan penyeberangan Banda Aceh ke Pulau Sabang.
Saat ini pelabuhan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue (Dishubkominfo Pemko Banda Aceh) berkoordinasi dengan PT ASDP Banda Aceh.
——————–
mulai 12 Oktober 2012  KMP Papuyu, yang selama ini melayani pelayaran di kawasan Perairan Dumai, Provinsi Riau, kini segera melayani rute Ulee Lheue – Lamteng Pulau Aceh dan Ulee Lheue – Balohan Sabang. Kapal berkapasitas delapan unit kendaraan roda empat dan 100 penumpang.  Jadwalnya :
  • Ulee Lheue – Pulau Aceh                    : Minggu, Selasa dan Kamis, pukul 16.00 WIB. (menginap di Pelabuhan Lamteng)
  • Lamteng Pulau Aceh – Ulee Lheue    : Senin, Rabu dan Jumat pukul 07.00 WIB.
  • Ulee Lheue – Balohan                          : setiap hari pukul 09.00 WIB
  • Balohan – Ulee Lheue                          : setiap hari pukul 14.00 WIB
 Beberapa data tentang pelabuhan :
  • Tahun Pembangunan         : 2000
  • Pembangunan Kembali     : 2005
  • Kapasitas Dermaga           : 1500 GRT
  • Kedalaman                          : ±  5,1 M
  • Jenis Dermaga                   : Dermaga Bergerak
KMP Pulo Rondo
KMP BRR
KMP Express Bahari 2 C
KMP Papuyu
Sejarah
Pada awal tahun 1900-an , Pelabuhan Ulee Lheue –yang oleh Belanda ditulis Oleh-leh- menjadi salah satu kawasan strategis. Dijadikan lokasi pendaratan pasukan. Pelabuhan ini sekaligus juga tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura selain juga kapal-kapal Belanda. Di sekitar pelabuhan, Belanda membangun kamp militer,  pertokoan para pedagang Cina juga ada sekitar Ulee Lheue. Tak heran jika pelabuhan Ulee Lheue dan sekitarnya menjadi salah satu kawasan yang cukup sibuk kala itu.
Beberapa foto jaman dulu pelabuhan Ulee Lheue dan kawasan sekitarnya ada di bawah ini :
Pelabuhan Ulee Lheue, 1880 – 1881. Foto: Koleksi Tropen Museum, Belanda
Pelabuhan Ulee Lheue sekitar tahun 1890. Foto : Koleksi Tropen Museum, Belanda
Sebuah perahu yang menurunkan penumpang merapat ke dermaga di Ulee Lheue sekitar tahun 1910. Foto : Koleksi Tropen Museum, Belanda
Salah satu gudang logistik Belanda di Ulee Lheue sekitar tahun 1875 -1885. Foto : Koleksi Tropen Museum, Belanda
Pasar di Ulee Lheue yang didominasi pedagang Cina, sekitar tahun 1880 – 1881. Foto : Koleksi Tropen Museum, Belanda.
Salah satu rumah orang Belanda C.H.Japing di Ulee Lheue, 1922
Kamp militer Belanda di Ulee Lheue, 1880. Foto: Koleksi Tropen Museum, Belanda.
Jajaran pertokoan pedagang Cina di Ulee Lheue, 1890. Koleksi Tropen Museum, Belanda
Paviliun yang dibangun Belanda di kawasan Ulee Lheue, 1880. Foto : Koleksi Tropen Museum, Belanda
PELABUHAN ULEE LHEUE THN 1870 (courtesy of Subhan)
Sumber : bandaacehkotamadani.wordpress.com