HARI ini, seratus empat belas tahun yang lalu, salah satu pahlawan megah Aceh, gugur saat bertempur melawan penjajah guna merebut Aceh yang kaya potensi alam.
Siapa Beliau?
Ya, beliau adalah Teuku Umar. Pahlawan Aceh yang lahir di Meulaboh ini, merupakan sosok yang gagah berani, dan penuh taktik dalam urusan berperang.
Menjalani hidup sebagai pejuang, membuat Teuku Umar semakin gencar membela rakyat Aceh dari penjajahan kolonial Belanda. Menyerah kepada Belanda ditahun 1883, namun bukan karena takut dan kalah. Teuku Umar hanya menjalankan strategi untuk mendapatkan senjata dari tangan koloni.
Perang demi perang beliau lewati. Suami dari Cut Nyak Dhien, Pahlawan Wanita yang juga megah ini tak kenal lelah dalam berjuang. Pada tahun 1896, dengan ditemani sang istri yang setia, Teuku Umar memegang seluruh komando Aceh. Mengajak para Ulee Balang bertempur melawan orang asing yang sedang menginjak Bangsa pada waktu itu.
Tiba suatu hari, tanggal 11 Februari 1899, Teuku Umar bersama pasukannya hendak merebut kembali kota Meulaboh. Namun sayangnya, Kuasa Allah berbicara lain, kedatangan Beliau bersama pasukannya telah diketahui oleh Belanda yang saat itu dipimpin oleh Jenderal Van Heutsz. Van Heutsz takut, dan memerintahkan seluruh anak buahnya untuk memperketat penjagaan pinggiran Meulaboh. Perang pun terjadi. Naas bagi beliau, peluru Kolonial Belanda masuk menembus dada beliau. Teuku Umar wafat dalam pertempuran tersebut.
Sang istri Cut Nyak Dhien sangat sedih dengan wafatnya Teukum Umar. Namun, kesedihan itu tak membuatnya urung untuk berjuang. Mengambil alih perjuangan, Cut Nyak Dhien membusungkan dada dengan gagah berani menyerukan perang melawan Belanda.
Kini, Teuku Umar yang gagah berani pun hanya tinggalah nama. Selain mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional, nama Teuku Umar juga dipakai sebagai beberapa nama jalan dan nama Institusi Pendidikan di Meulaboh, Universitas Teuku Umar (UTU).
Semoga apa yang pernah dilakukan oleh Teuku Umar menjadikan referensi bagi kita untuk terus membakar semangat menjaga kehormatan Bangsa, menjaga tahta Aceh yang megah seantero dunia.[] | sumber : wikipedia