Sedikitnya ada 16 jenis peralatan atau senjata yang dimiliki suku bangsa Gayo yang berhasil dirangkum seorang kolektor senjata Gayo, M. Thaib, KB Aman Fauzan sejak beberapa tahun belakangan ini.
Ke-16 peralatan sebagai senjata perlindungan dari bahaya dan keperluan lainnya ini diungkapkan seorang kolektor senjata khas Gayo, M. Thaib. KB dalam kesempatan mendapat kunjungan seorang peneliti dari Badan Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Banda Aceh, Agung Suryo, Kamis 19 Juli 2012.
Diantara nama-nama senjata tersebut adalah :
- Kunyur gagang mano, alat berburu yang sudah modern bermata besi
- Pedang temor, terbuat dari Temor (sejenis pohon pinang yang banyak tumbuh di Gayo). Senjata yang terbuat dari Temor biasanya untuk anti kebal.
- Pedang Kol, pedang berukuran agak besar
- Parang berowe, senjata tajam yang khusus dipakai untuk mencari rotan
- Penggeleh koro, senjata tajam khusus memotong hewan ternak besar
- Kunyur temor, tombak berbahan Temor
- Kunyur oloh, Tombak berbahan Bambu
- Lapan sagi, senjata dari kayu bertekstur keras dibentuk dengan 8 sisi.
- Tikon guru kampong, tongkat yang dipakai oleh orang pandai (tabib, kejurun belang, dan lain-lain)
- Aci aci, terbuat dari kayu berduri
- Tikon ni Reje, tongkat milik Raja yang berisi pedang
- Rudus, sejenis pedang
- Rudus kucak, pedang kecil
- Tikon bemata, tongkat yang sebenarnya adalah senjata tajam
- Penike, sebuah peralatan yang digunakan untuk mencari orang atau benda yang hilang.
- Bawar, sejenis keris atau rencong yang merupakan lencana kebesaran Reje di Gayo.
Dari belasan peralatan tersebut, ada satu yang bentuknya adalah senjata tajam sejenis keris atau rencong namun tidak digunakan sebagaimana bentuknya, namanya Bawar.
“Bawar bukan senjata, namun sebagai lambang kekuasaan atau kebesaran seorang Reje (Raja-red) di Gayo,” kata M. Thaib KB.
Bawar merupakan lencana sebuah kebesaran kerajaan dan yang berhak menyimpannya adalah Reje. Dan di Gayo dalam sejarahnya, menurut M. Thaib KB ada beberapa Reje yang mempunyai Bawar diantaranya Patiamang di Gayo Lues, Reje Linge, Reje Gunung, Reje Syiah Utama, Reje Cik Serule, dan Reje Ilang.
Dan yang masih ada wujudnya diantaranya Bawar Reje Gunung yang disimpan M. Thaib. KB, Bawar Cik Serule di Serule, dan Bawar Reje Linge. Sementara Bawar Syiah Utama dinyatakan hilang oleh pewarisnya Mursyid Minosra. Hilang di Banda Aceh saat tsunami 2004 silam. Untuk Bawar Reje Ilang di rampas Belanda.
Untuk Bawar Linge, M. Thaib KB tidak yakin yang ada sekarang adalah yang asli. Sementara untuk Bawar Cik Serule dia mengaku pernah melihatnya dengan bentuk sangat mirip dengan Bawar Reje Gunung, hanya bahannya yang berbeda.
“Bawar Cik Serule bermata emas, bersarung emas namun bisa sembarang dibuka, mesti dengan sejumlah persyaratan dan perlakuan tertentu,” terang M. Thaib KB. Bawar mempunyai pasangan yang dinamakan Lading yang merupakan lencana bagi istri sang Reje, timpalnya.
Peralatan-peralatan atau senjata tersebut belum termasuk alat untuk mengkhitan, dan sejumlah peralatan lainnya yang biasa diapakai di Gayo untuk berbagai keperluan hidup, seperti Serampang (alat penangkap ikan).
Untuk melestarikan sekaligus agar dapat dilihat oleh orang banyak atas sejumlah peralatan-peralatan yang ada di Gayo, M. Thaib KB sangat berharap agar dapat disimpan di Museum.
“Benda peninggalan muyang datu hendaknya dapat disimpan di Museum agar dapat dilihat, dikenali, dipelajari sekaligus sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Gayo,” pinta M. Thaib KB.
Sumber : Lintasgayo.com