Jika Anda pernah melewati jalan Banda Aceh - Medan, pasti akan melewati jalan menuju ke waduk keliling ini. Waduk ini berada di desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Yang merupakan salah satu waduk dengan daya tarik panorama dan keindahan alam yang begitu asri. Jika dihitung-hitung dari pusat Kota Banda Aceh ke waduk Keuliling ini ada sekitar 35km lebih atau membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Waduk yang dibangun sejak tahun 2000 silam ini baru bisa dinikmati oleh warga sebagai salah satu tempat wisata pada tahun 2008. Walaupun demikian, waduk yang merupakan multi fungsi ini memang selalu kerap dikunjungi warga diakhir pekan untuk bersantai dan menikmati pemandangan yang asri.
Sumber air waduk ini berasal dari irigasi Keuliling, sungai sebagai sumber untuk waduk Keuliling tersebut juga merupakan salah satu sub-basin DPS Krueng Aceh yang mempunyai potensi air yang cukup besar untuk meningkatkan penyediaan air baku dalam rangka memenuhi kebutuhan air untung Banda Aceh dan Aceh Besar.
Waduk buatan yang berada di antara bukit-bukit tersebut memberikan suasana tersendiri bagi penikmat alam, selain terdapat pondok-pondok kecil untuk bersantai, tempat jualan, mushalla untuk beribadah, juga bagi Anda yang hobi mancing juga bisa menjadi salah satu tujuan untuk melepaskan kegemaran tersebut di waduk ini.
Selain itu pemandangan yang sungguh luar biasa menjadi salah satu keunikan, pasalnya Anda bisa menikmati beragam keindahan alam lainnya seperti view yang memanjakan mata, mulai dari penampakan gunung Seulawah sampai pegunungan yang menghubungi Aceh Besar ke pantai barat kota Lamno, Aceh Barat dan sekitarnya.
Tidak hanya itu, saat kita mengunjungi sebuah mushalla yang berada disalah satu bukit, kita juga akan menyumpai dua buah makam peninggalan lama seperti yang bisa Anda lihat dalam gambar di atas.
Waktu itu, saya melihat batu nisan dengan corak lama terpampang jelas. Namun, saya tidak tahu makam siapakah ini karena disana tidak terdapat namanya. Ketika itu saya cuma mampu melihat sebuah tulisan di nisannya yang bertuliskan bahasa Arab dengan lafadz “Lailahaillallah”.
Dalam catatan perjalanan saya, waduk keuliling ini menjadi tempat favorit untuk menikmati alam bebas selain hamparan laut. Karena sensasi berbeda di waduk keuliling bisa membuat kita lupa akan rutinitas, tidak hanya itu desiran angin siang hari di tengah-tengah waduk bisa membuat kita terbawa untuk rileks. Ingin buktinya? jangan lupa singgah ke waduk Keuliling ini jika Anda tiba di Banda Aceh ya. Ini foto-foto nya yang saya dapat dari berbagai sumber.