Alia: Mama, Papa Tunggu Alia di Surga Ya!

Siti Alia Humaira bersama neneknya saat berada di acara peringatan sewindu tsunami Aceh Rabu (26/12/2012)

"Mama, Papa, Abang, Kakak, semoga masuk surga ya." Kalimat itulah yang selalu Alia ucapkan saat ia rindu akan mama dan papanya. Demikian juga saat ia berkunjung ke makam massal, Alia selau berujar, “Mama, Papa, Alia datang ya.”
Siti Alia Humaira nama lengkapnya, hari itu Rabu (26/12/2012) memakai kaos bergaris putih dan hitam, dibalut selantang putih bermotif hitam. Ia terlihat girang sembari mengitari pajangan foto yang ada di Kreung Raya. Ia pun sempat tertegun saat melihat sata satu foto mayat yang sedang dishalatkan.
“Alia ingat Mama, Nek,” ujarnya sembari menunjukkan foto tersebut pada neneknya yang setia tertatih-tatih mengikuti ayunan langkah kecil cucunya itu. Maklum nenek Alia sudah tua saat ini berusia 67 tahun. Meskipun demikian nenek masih terlihat segar dan sehat serta kuat.
Alia lahir di Cadek Permai pada tanggal 30 Desember 2003. Berselang lebih kurang umurnya 1 tahun, ia harus kehilangan kedua orang tuanya dan juga saudara kandungnya. Tentu Alia tidak sedikitpun mengenal wajah mama dan papanya. Alia hanya kenal melalui foto yang masih tersisa sama neneknya di Medan.
Delapan tahun sudah berlalu tragedi tsunami menerjang Aceh. Alia pun kini sudah beranjak besar. Ia sekarang sudah berusia 9 tahun duduk di kelas 4 SD Panca Budi Medan. Namun, masih saja berbekas akan kisah kelam itu.
Meskipun ia kerap menangis tatkala rindu sedang menggebu menyesakkan dadanya. Kucuran air mata kerab kali keluar membasahi pipinya. Pelipur lara, tentunya neneknya yang selalu berada disisinya untuk terus menghibur, memberikan semangat agar anak itu tumbuh dewasa.
Alia telah menyimpan duka yang mendalam. Alia ingin selalu mengenang tragedi tsunami yang telah memisahkan dirinya dengan kedua orang tuanya.
Karena rindu tak dapat dibendung. Tiadalah pula aral yang bisa melintang. Tak ada yang bisa menghadang. Hasyrat hati ingin berkunjung ke makam massal setiap tahunnya. Sebagai pelipur lara obat kerinduan yang memuncak pada kedua orang tuanya. Karena Alia yakin, mama, papa dan saudara kandungnya ada disitu.
“Mama, Papa tunggu Alia di Surga ya,” kalimat itu pula yang sering diucapkan tatkala ia berada ke kuburan masal. Tak ayal, neneknya pun yang sudah renta ikut meneteskan air mata melihat cucunya rindu akan kasih sayang kedua orang tuanya.
“Semoga Tuhan beri saya umur panjang, diberi saya kesehatan, agar saya bisa membesarkan cucu saya. Biarkan hidup ini saya abdikan untuk anak yatim ini, sampai ia mengerti akan arti kehidupan,” imbuh Cut Rosmala Dewi neneknya Alia.
Alia adalah sepenggal kisah yang menjadi yatim piatu akibat gelombang dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004.
Ia bisa selamat, karena saat itu Alia diantar oleh Ika Fitriani Siregar yang tak lain mamanya Alia ke Medan, karena Ika sedang mengurus adminitrasi untuk melanjutkan studi S2 di Unsyiah.
Saat The Globe Journal bertanya, "Alia cita-cita jadi apa?" Alia menjawab “Alia mau jadi dosen.”
Kenapa Alia mau jadi Dosen? Ternyata ia ingin seperti mamanya yang juga dosen. Alia ingin menggantikan peran mamanya waktu ia kelak beranjak dewasa. [theglobejournal.com]