Konsumsi Permen Karet Membuat Orang Kurang Suka Makanan Sehat

Foto: Thinkstock
Mengunyah permen karet dikatakan bisa menurunkan berat badan karena membuat perut lebih kenyang. Penelitian terbaru justru menemukan konsumsi permen karet membuat orang tak suka makanan sehat.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Eating Behaviors, menyatakan mengunyah permen karet bisa mendorong orang lebih memilih konsumsi makanan tidak sehat daripada buah dan sayuran. Hal ini dikarenakan menthol, kandungan kimia yang berperan dalam menciptakan rasa mint dalam beberapa tipe permen karet membuat rasa buah dan sayuran menjadi aneh.

Penelitian yang disponsori oleh produsen permen karet, Wrigley ini menggaet Christine Swoboda dan Jenifer Temple dari University of Buffalo, Amerika Serikat. Dalam studi ini, tim peneliti meminta 44 sukarelawan untuk bermain game gaya sloth machine untuk menentukan pilihan makanan.

Sebelum memulai permainan setengah partisipan mengunyah permen karet Juicy Fruit atau Wrigley's Spearmint. Beberapa partisipan bermain dengan jeruk mandarin atau anggur, sementara lainnya bermain untuk keripik kentang atau cokelat M&M.

Partisipan yang mengunyah permen karet rasa mint secara signifikan cenderung tidak ingin berlama-lama bermain dengan gambar buah. Hal tersebut menunjukkan partisipan tersebut tidak termotivasi untuk mengkonsumsi makanan tertentu saat masih mengunyah permen karet. Sementara permen karet rasa buah tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

“Hal ini bisa disebabkan menthol dalam permen karet yang berinteraksi dengan nutrisi dalam buah dan sayuran untuk membuat rasa menjadi pahit sehingga menjauhkan orang dari makanan yang sehat,” tutur Christine seperti di kutip dari detikFood, kamis(21/03/2013).

Dalam eksperiman kedua, para peneliti meminta para partisipan untuk menyimpan food journal. Para partisipan diminta mengunyah permen karet rasa mint green-tea sebelum makan dan ngemil selama seminggu, setelah itu para partisipan hanya mencatat apa yang mereka makan.

Saat mengunyah permen karet, jumlah asupan makanan partisipan lebih sedikit. Namun, al ini tidak berarti mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori. Para partisipan menerima nutrisi yang lebih sedikit dengan jumlah kalori yang sama dari makanan tidak sehat seperti makanan manis dan keripik.

(detikFood)