Usai Jalan-jalan, Jangan Lupa "Share" di Media Sosial

Pantai Sumur Tiga adalah pantai berpasir putih nan menawan di Sabang, Aceh. Tidak hanya cantik panoramanya, pantai ini juga jadi tempat paling asyik untuk menikmati matahari terbit di ujung barat Indonesia. Foto: detikTravel
Tak diragukan bahwa penggunaan internet terutama sosial media berdampak pada banyak hal termasuk pariwisata. Banyak destinasi yang mulanya kurang terekspos kini makin banyak dikenal dan akhirnya dikunjungi.

Memang terlihat sangat sederhana, hanya dengan menge-post di internet atau jejaring sosial, bisa menggairahkan keinginan seseorang untuk berwisata.

"Dengan membagi info lewat internet, dan juga memberikan infomasi tentang daerah yang dikunjungi, akan membuat orang (yang diceritakan) pergi ke sana atau kita sendiri yang ingin kembali lagi ke sana," ujar Kristupa Saragih dari komunitas fotografer.net saat menceritakan pengalamannya awal mula membagi foto-foto perjalanannya lewat internet, pada seminar Web In Travel (WIT) di Pullman Central Park, seperti yang di beritakan Kompas, Rabu (27/3/2013).

Misalnya, lanjut Kristupa Saragih, saat ke Bali ke wilayah Bedugul, maka ambillah foto-foto yang cantik dari berbagai angle tentang wilayah tersebut, begitu pula saat ke Bromo, ambil angle yang paling indah dari Pananjakan Bromo. Dengan foto-foto yang indah tersebut bisa menarik orang untuk datang juga ke sana.

"Lebih banyak foto dan cerita yang dibagi terutama lewat sosial media, akan lebih banyak dilihat orang," kata Kris.

Berbeda dengan Kristupa yang membagi kisah perjalanannya lewat foto, Amalla Vesta pun sering membagi cerita perjalanan wisatanya, dengan media yang ia gunakan yakni akun jejaring sosialnya di twitter @liburanlokal. Ia mengakui, pengikutnya di jejaring sosial kini mencapai lebih dari 200 ribu serta menjadikan akun twitternya tersebut sebagai sarana berinteraksi kepada para pengikutnya.

"Kalau kita nge-post (hasil perjalanan) di jejaring sosial kemungkinan banyak yang melihat lalu komentar atau ritwit. Media sosial itu bisa instragram, pinterest juga," ujar Amalla.

Amalla pun menambahkan banyak tempat-tempat pariwisata di Indonesia yang bisa menginspirasi selain hanya di Bali. Selain itu, tambahnya, menceritakan wisata Indonesia ke turis luar pun bisa menjadi salah satu cara menarik wisatawan datang.

Sama halnya dengan Amalla, Marischka Prudence, seorang Travel Blogger juga membagi perjalanannya berwisata lewat blog. Berawal dari menjadi travel jurnalis sebuah stasiun televisi swasta, lalu ia membagi cerita perjalanannya melalui blog miliknya.

"Awalnya teman saya menyarankan untuk membuat blog, lalu saya mulai menulis blog belum setahun, kira-kira September 2012, sampai sekarang udah 20.000 visitor," katanya.

Berbeda dengan Amalla dan Marischka, Dennis Adishwara, CEO Layaria, memiliki cara berbeda dalam mempromosikan pariwisata. Ia memiliki proyek Layaria yang merupakan oline video agregator. Video-video yang ia buat ditayangkan hanya melalui internet, banyak mengangkat tentang kehidupan wisata di Indonesia.

"Cara ini merupakan promosi wisata dengan gaya berbeda. Ceritanya banyak yang mengangkat kehidupan wisata di Indonesia terutama daerah-daerah yang amat terpencil. Karena kita semua tahu orang Indonesia itu enggak terlalu banyak yang suka baca, sukanya nonton maka buatlah video," ujarnya.

Maka, tambah Marischa, mulailah berwisata dan berbagi cerita perjalanan serta foto-foto lewat sosial media. "The beauty of social media is easy to share," ujarnya.


(kompas)