Berwisata ke tanah rencong belum pas jika tak membawa oleh-oleh khas Aceh. Dari senjata tradisional yang khas yaitu rencong sampai kue manis yaitu timphan, inilah beragam oleh-oleh yang khas Aceh banget!
Beda tempat, beda lagi oleh-olehnya. Beruntung Provinsi Aceh diberi kekayaan budaya, tradisi, dan kuliner sehingga banyak yang bisa dijadikan buah tangan untuk keluarga dan kerabat. Dikutip dari detikTravel, ini dia 4 oleh-oleh dari Provinsi Aceh yang pantas Anda beli:
Beda tempat, beda lagi oleh-olehnya. Beruntung Provinsi Aceh diberi kekayaan budaya, tradisi, dan kuliner sehingga banyak yang bisa dijadikan buah tangan untuk keluarga dan kerabat. Dikutip dari detikTravel, ini dia 4 oleh-oleh dari Provinsi Aceh yang pantas Anda beli:
1. Rencong dan Songket Aceh
Rencong, senjata tradisional Aceh (goaceh.com) |
Tau gak sih kenapa Provinsi Aceh disebut 'Tanah Rencong' adalah karena senjata ini. Rencong merupakan senjata tajam, tergolong sebagai belati, yang digunakan dalam Kerajaan atau Kesultanan Aceh. Rencong berukir kutipan ayat suci Al Quran, biasanya terbuat dari tanduk kerbau dengan kayu sebagai sarungnya.
Layaknya keris bagi masyarakat Jawa, rencong punya kekuatan mistis bagi warga Aceh. Sampai saat ini rencong masih dipakai sebagai atribut busana dalam upacara tradisional Aceh.
Tak sulit mendapatkan rencong kalau Anda berwisata ke Aceh, terutama ke ibu kotanya yakni Banda Aceh. Beberapa tempat membeli rencong antara lain Gaya Souvenir dan Kutaraja Suvenir di di Jl. Twk Pulo Dibaroh Kampung Baru, Pusaka Souvenir di Jl. Sri Ratu Safiatuddin Peunayong, dan Rencong Aceh di Jl. Mohd Jam.
"Harganya tergantung ukuran. Rencong besar sekitar Rp 150.000, yang kecil Rp 70.000-80.000," kata Roma, Public Relations Komunitas 'I Love Aceh' Kamis (18/4/2013).
Selain rencong, Aceh juga punya kain khas yakni songket. Kerajinan songket Aceh berasal dari Desa Siem di Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Dari Banda Aceh, Anda bisa naik labi-labi (kendaraan umum) atau mobil pribadi dengan jarak tempuh sekitar 14 Km.
Tak sekadar kain untuk pakaian, songket Aceh digunakan untuk beragam keperluan seperti hiasan meja, hiasan dinding, dan sebagainya. Selain menyambangi langsung tempat pembuatannya, Anda juga bisa belanja songket Aceh di toko-toko suvenir.
"Kalau songket agak mahal, Rp 200.000 per helai sarung," tambah Roma.
Layaknya keris bagi masyarakat Jawa, rencong punya kekuatan mistis bagi warga Aceh. Sampai saat ini rencong masih dipakai sebagai atribut busana dalam upacara tradisional Aceh.
Tak sulit mendapatkan rencong kalau Anda berwisata ke Aceh, terutama ke ibu kotanya yakni Banda Aceh. Beberapa tempat membeli rencong antara lain Gaya Souvenir dan Kutaraja Suvenir di di Jl. Twk Pulo Dibaroh Kampung Baru, Pusaka Souvenir di Jl. Sri Ratu Safiatuddin Peunayong, dan Rencong Aceh di Jl. Mohd Jam.
"Harganya tergantung ukuran. Rencong besar sekitar Rp 150.000, yang kecil Rp 70.000-80.000," kata Roma, Public Relations Komunitas 'I Love Aceh' Kamis (18/4/2013).
Selain rencong, Aceh juga punya kain khas yakni songket. Kerajinan songket Aceh berasal dari Desa Siem di Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Dari Banda Aceh, Anda bisa naik labi-labi (kendaraan umum) atau mobil pribadi dengan jarak tempuh sekitar 14 Km.
Tak sekadar kain untuk pakaian, songket Aceh digunakan untuk beragam keperluan seperti hiasan meja, hiasan dinding, dan sebagainya. Selain menyambangi langsung tempat pembuatannya, Anda juga bisa belanja songket Aceh di toko-toko suvenir.
Pembuatan songket Aceh (atjehpost.com) |
2. Kopi Solong Ulee Kareng
Kopi khas Aceh (atjehpost.com) |
Kopi yang terkenal adalah solong, yang disajikan lewat saringan kain yang bentuknya mirip kaus kaki. Kalau menikmati kopi solong di tempat, Anda bisa melihat barista memindahkan kopi dari satu ceret ke ceret yang lain. Citarasanya tak usah diragukan, kopi yang dirintis sejak tahun 1960 ini adalah yang paling terkenal kelezatannya di Aceh.
"Kita punya beragam jenis kopi mulai dari arabica super sampai bubuk kasar kopi robusta," tutur Budi, pegawai gerai kopi Ulee Kareng.
Lanjut Budi, harganya beragam tergantung kualitas. Yang termurah adalah bubuk kopi 100 gram yang dijual mulai Rp 7.000.
"Yang paling mahal kopi arabica super. Ukuran 300 gram harganya Rp 30.000," tambahnya.
Timphan, salah satu kue tradisional Aceh (atjehpost.com) |
Pertama adalah timphan. Kue basah ini dibungkus seperti lontong pipih dengan ukuran yang tak terlalu besar. Rasanya manis legit, sangat nikmat kalau dijadikan teman minum kopi Aceh. Karena tergolong kue basah, timphan hanya tahan sampai 2 hari karena dibuat tanpa bahan pengawet.
Kue kedua adalah bhoi. Kue yang dikenal di seluruh Aceh ini punya bentuk beragam mulai dari ikan, bunga, bintang, dan lain-lain. Tradisinya, kue bhoi disajikan saat hajatan atau pesta. Namun sekarang kue ini digemari wisatawan sebagai buah tangan, karena harganya relatif murah mulai dari Rp 5.000 per potongnya tanpa ada isi.
Ketiga, kue adee. Ini adalah kue basah sejenis bingkang dengan aroma bawang namun bercitarasa manis yang khas. Kue ini berasal dari kawasan Kabupaten Pidie Jaya. Biasanya kue ini jadi makanan pembuka saat buka puasa di bulan Ramadan. Namun sekarang, wisatawan bisa membawa adee sebagai oleh-oleh manis untuk keluarga.
Tak sulit mencari kue-kue tradisional Aceh, termasuk ketiga jenis tersebut. Salah satu toko yang menjualnya yakni Istana Kueh Tradisional di Jl Cut Nyak Dhien, Lampisang Lhoknga Km 8, Kabupaten Aceh Besar. Selain itu Anda juga bisa menyambangi Pasar Aceh di Peunayong, persis di belakang Masjid Raya Baiturrahman.
4. Dendeng Aceh
Dendeng Aceh (jalanjalanyuk.com) |
Salah satu toko yang menjual Dendeng Aceh adalah Toko Dendeng Seulawah di Jl Cik Ditiro Banda Aceh, di depan Terminal Batoh. Toko-toko suvenir dan Pasar Aceh yang berada di Peunayong juga menyuguhkan Dendeng Aceh dengan beragam harga.
Di toko, 1 Kg dendeng sapi dijual Rp 200.000 sedangkan dendeng rusa sekitar Rp 300.000. Meski tanpa pengawet, Dendeng Aceh bisa bertahan hingga 3 bulan!
(detikTravel)