Penduduk Aceh memiliki budaya ngobrol sambil minum kopi di warung kopi. Kopi Solong pun menjadi favorit masyarakat Aceh. Seringkali mereka mengatakan, tidak afdol kalau belum ngopi di Solong saat ke Aceh!
Solong memang unik. Selain namanya yang tak biasa makna Solong tak banyak diketahui orang. Menurut Cek Nawi, penerus usaha warung kopi 'Jasa Ayah', Solong hanyalah nama panggilan ayahnya ketika masih bekerja pada orang Tionghoa di Peunayong atau suatu kawasan pemukiman etnis Tionghoa di Banda Aceh.
Seiring makin bertambahnya penduduk yang suka ngobrol sambil ngopi di warung kopi Solong, nama itu akhirnya terkenal hingga saat ini. Mayoritas, pelanggan warung kopi ini menyebutnya dengan nama kopi Solong. Oleh karena itu, hal ini lebih terkenal daripada nama warungnya sendiri, yaitu Jasa Ayah.
Muhammad Solong atau Abu Solong, mendirikan warung kopi Jasa Ayah sejak tahun 1974, waktu itu hanya ada beberapa warung kopi di Banda Aceh. Warung kopi Solong yang berada di kawasan Simpang Tujung Ulee Kareng, Banda Aceh dahulu tak seramai sekarang.
Warung kopi ini mulai dikenal luas oleh masyarakat luar Ulee Kareng sekitar tahun 1990-an. Setelah menjadi maskot warung kopi di Aceh, warung ini mulai didatangi banyak orang penting seperti pejabat negara, seniman, dan tokoh masyarakat lainnya.
Kebanyakan pelancong yang ngopi di sini sering membicarakan masalah bisnis, politik, budaya, atau hanya sekadar obrolan ringan dan sebagainya. Ya, bahkan di tempat ini sebagian orang Aceh berkumpul dan menyelesaikan masalahnya.
Meski sudah terkenal luas hingga ke luar negeri, Cek Nawi sebagai pemilik Warung Kopi Solong tetap menjaga kualitas kopi racikannya. Ia tetap memakai biji kopi pilihan dari Pidie dan Lamno, Aceh Jaya.
Karena sudah menjadi tradisi dan budaya penduduk Aceh, jangan heran bila mereka mengajak wisatawan untuk ikut ngopi di Warung Kopi Solong.
"Tak afdol kalau belum minum kopi Solong saat berada di Aceh!" Itulah ungkapan yang terucap dari para penggemar kopi di Aceh.
Sudah menjadi keharusan bagi warga Aceh mengajak tamu-tamunya untuk mencicipi kopi Solong. Setiap harinya, warung kopi ini dipenuhi oleh pelancong ataupun penduduk sekitar.
Lucunya lagi, ada yang bilang lebih mudah menemui pejabat atau pengusaha di Warung Kopi Solong ketimbang di kantornya. Berbeda dengan daerah lain, seorang pejabat pastilah enggan duduk di warung kopi dengan masyarakat biasa. Namun, di Solong hal tersebut tidak akan terjadi.
Meski Solong sudah dikenal oleh masyarakat bahkan hingga ke luar negeri, Cek Nawi tetap mempertahankan konsep tradisional pada warung kopinya. Cita rasa kopi menjadi sesuatu yang sangat penting. Itulah yang menyebabkan penggemar kopi Solong tidak pernah berkurang.
Saat musim libur tiba, warung ini dua kali lipat lebih ramai. Jangan sampai lewatkan ngopi dan bersantai di Warung Kopi Solong saat traveling ke Aceh. (travel.detik.com)