Tsunami Escape Building Banda Aceh


Tsunami Escape Building  dibangun sebagai pusat evakuasi bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sepanjang garis pantai bila sewaktu-waktu bahaya tsunami mengancam keselamatan jiwa penduduk. Tempat ini juga digunakan sebagai tempat pendaratan helikopter (helipad) guna memberikan bantuan kepada korban tsunami.
Dari tempat ini kita bisa melihat keindahan kota Banda Aceh hingga ke perbatasan pantai dan pulau Sabang. Bangunan ini menjadi salah satu daya tarik objek wisata di Kota Banda Aceh, ramai pendatang dari luar Aceh bahkan mancanegara datang untuk melihat langsung bangunan ini.
Gedung Tsunami Escape Building  yang berlantai 4 setinggi 18 m  ini dibangun di Kecamatan Meuraxa atas bantuan Pemerintah Jepang melalui JICS berdasarkan konsep awal yang dibuat oleh JICA Study Team dalam project Urgent Rehabilitation and Reconstrcution Plan (URRP) untuk Kota Banda Aceh pada Maret 2005 sampai dengan Maret 2006. Masing-masing gedung menghabiskan anggaran sekitar Rp 10,5 milyar.  Design bangunan escape building ini dibuat oleh konsultan asal Jepang Nippon Koei, Co. Ltd sebagai JICS Study Team pada tahun 2006. Tiap-tiap escape building dibangun dengan luas 1.400 meter persegi.
Ada 3 lokasi Tsunami Escape Building  yaitu :
  1. Desa Lambung
  2. Desa Deah Geulumpang
  3. Desa Alue Deah Teungoh
tsunami escape building di Lambung
Gedung yang sangat kokoh dan tinggi ini mempunyai tangga termasuk untuk orang cacat. Gedung ini diperuntukkan untuk masyarakat setempat agar bisa dipakai sebagai balai warga untuk keperluan pertemuan dan sebagainya (gedung serbaguna) selain untuk tempat penyelamatan (evaluasi) bila terjadi Tsunami   karena konstruksi bangunannya yang tahan gempa dan tsunami dengan kapasitas sekitar 1000 orang.
di lantai satu terdapat ruang terbuka, ruang olah raga dan ruang tunggu. Lantai dua mempunyai tinggi sekitar 10 meter, mengikuti tinggi gelombang tsunami Desember 2004 lalu di lokasi gedung tersebut. Sementara lantai lantai satu dibiarkan kosong tanpa partisi untuk menghindari terjangan air tsunami.
Gedung ini diset dapat menahan gempa dengan kekuatan 9 – 10 skala richter. Tangga menuju ke lantai atas dibuat dua buah. Satu tangga utama dengan ukuran sekitar dua meter dan satu lagi dengan lebar 1 meter. Gedung juga dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas untuk evakuasi di lantai 2 dan 3. Dan di lantai tersebut telah disediakan segala sesuatu layaknya sebuah rumah yang dilengkapi dengan kamar mandi, persediaan makanan, dan lain-lain. Tentu hal ini jauh lebih baik daripada masyarakat harus tinggal di tenda-tenda yang sangat tak menjamin kenyamanan dan keselamatan. Dalam gedung ini juga terdapat Sekolah Siaga Bencana yang juga menyediakan perpustakaan. Ratusan buku berisi sejumlah pengetahuan disediakan untuk menambah pengetahuan anak-anak korban bencana. Lantai tiga gedung ini didesain lapang yang menampung sekitar 300 orang.
tsunami escape building di Lambung
Di lantai empat menjadi tempat evakuasi paling atas yang dapat menampung 500 orang, juga ada Helipad yaitu tempat landasan Helkopter.  Ketika masyarakat telah dievakuasi digedung itu, kemudian helikopter yang mengirimkan bantuan akan dengan mudah mendarat di atasnya. Penyaluran bantuan pun akan menjadi lebih mudah. Dan bila ada masyarakat yang dalam keadaan darurat bisa langsung dibawa dengan helikopter yang mendarat di lantai 4 bangunan tersebut.
Desa Lambung sebagai salah satu lokasi tsunami escape building telah ditetapkan sebagai kampung percontohan di  Aceh karena memiliki penataan desa yang mampu meminimalkan dampak bencana, berwawasan lingkungan dan dengan tersedianya Tsunami Escape Building tersebut yang lengkap dengan jalur penyelamatan.
Sumber : bandaacehkotamadani.wordpress.com