Aneka Kuliner di Rex Peunayong


Rex Peunayong adalah sebuah kawasan terbuka dan telah menjadi sebuah tempat yang sangat strategis dan ramai dikunjungi oleh masyarakat Aceh dan pengunjung lainnya untuk menikmati suasana malam di Banda Aceh, sekaligus menikmati berbagai makanan khas Aceh, pertokoan dan penginapan.
Berbagai makanan hangat juga tersedia di Rex Peunayong dari mie Aceh, kerang rebus, sate padang, nasi goreng, ayam goreng gulai kambing, nasi briyani, sate matang (sate sapi dipadu kuah soto) sampai kepada martabak Aceh. Rex Peunayong juga menyediakan berbagai minuman, dari kopi Aceh, teh, jus buah-buahan segar sampai kepada minuman tradisional untuk kesehatan, sekaligus menghangatkan tubuh, seperti bandrek susu dan minuman herbal (jamu) lainnya.
Suasana jalanan disekitar Rex Peunayong [Ucok Parta/ACEHKITA.COM]
Setelah sempat rusak oleh tsunami 26 Desember 2004,  BUMN Pembina PKBL yang memiliki wilayah kerja di NAD pada awal tahun 2005  mempunyai prakarsa guna membantu para pedagang makanan korban tsunami di kawasan strategis dan terkenal itu. Gagasan tersebut juga mendapat dukungan Walikota Banda Aceh yang telah mencanangkan Banda Aceh sebagai Bandar Wisata Islami. Setelah melalui beberapa prosedur dan tahapan akhirnya proyek tersebut mendapat persetujuan dan komitmen dari Meneg BUMN Sofyan Djalil untuk dilaksanakan tahun 2008 dengan target 120 hari kerja dan sumber dana berasal dari sharing dana Program Bina Lingkungan masing-masing BUMN Pembina.
Tanggal 16 Oktober 2008 dilakukan peletakan batu pertama atas Pembangunan Pusat Jajanan Rex Peunayong Banda Aceh yang dihadiri oleh Bapak Parikesit Suprapto (Deputi Bidang Usaha Perbankan dan Jasa Keuangan) bersama Walikota Banda Aceh (Bapak Mawardi Nurdin) dan Gubernur Propinsi NAD yang diwakili oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM.
Rex malam hari
Proyek Pusat Jajanan Rex Peunayong Banda Aceh, bantuan hibah PKBL dari 22 BUMN di Propinsi Aceh dan BUMN Peduli, dengan nilai Rp.2,9 milyar  di areal seluas 670 m2 diresmikan Jumat, 16 Oktober 2009, di Lantai 21 Kementerian Negara BUMN. Pusat Jajanan tersebut menampung 35 pedagang makanan tradisional yang selama ini menempati tempat tersebut.
Peresmian pusat jajanan Rex  Peunayong tersebut bersamaan dengan pendirian perusahaan  patungan pabrik pupuk organik antara PTPN I dan PT PIM, serta kerjasama operasi pengelolaan kebun PTPN I dengan PTPN III  yang dihadiri Menteri BUMN, Syamsuddin Mahmud (Komisaris Utama PTPN I), Mawardy Nurdin (Walikota Banda Aceh), Direksi PTPN I, Direksi PTPN III, Direksi Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) dan Direksi BUMN Pembina PKBL Propinsi Aceh.
Dengan dibangunnya pusat jajanan Rex Peunayong ini diharapkan perekonomian masyarakat Kota Banda Aceh akan lebih berkembang dari sebelumnya, sehingga masyarakat kota lebih sejahtera. Selain itu tempat ini akan dinikmati dan menjadi alternatif tempat jajanan warga kota dan para pendatang yang datang ke Banda Aceh sebagai salah satu kota tua di dunia yang memiliki berbagai potensi budaya, salah satunya adalah kuliner tradisional.
Dengan adanya pusat jajanan ini akan dipromosikan cita rasa makanan, budaya dan keramatamahan masyarakat Aceh sebagai bangsa melayu yang beradab.
Rex Peunayong yang dulunya dimanfaatkan oleh sejumlah masyarakat kota untuk berjualan di kala malam, kini telah menjadi pusat jajanan di ibukota Provinsi Aceh. Pemerintah Kota Banda Aceh membangun pusat jajanan Rex Peunayong ini agar dapat menjadi media utama dalam rangka promosi dan revitalisasi, sehingga berbagai makanan tradisional di Aceh dapat menjadi yang di depan di tengah persaingan berbagai jenis makanan lainnya.
festival peunayong (acehfair.acehprov.go.id)
Semasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kawasan ini digunakan sebagai daerah transit bagi tamu-tamu yang datang ke Aceh. Jadi sebelum para tamu ini bertemu dengan sultan, mereka bisa beristirahat sejenak di Peunayong. Dari segi bahasa pun Peunayong berarti daerah yang dipayungi atau dilindungi oleh sultan. Sekarang Kawasan ini mayoritas didiami oleh keturunan Tionghoa/Cina, bangsa yang sangat mahir dalam bidang perdagangan, bisa dikatakan Peunayong ini merupakan daerah Pecinannya Banda Aceh, bisa dilihat dari bentuk bangunan dan aktivitas di dalamnya.
Dalam rangka program Visit Banda Aceh tahun lalu (6-8 Mei 2011) di kawasan ini diadakan Festival Krueng Aceh/Peunayong dengan berbagai macam kegiatan seperti Lomba Perahu Naga (25 tim), Lomba Perahu Tradisional, Pawai Perahu Hias (22 tim), Pawai Budaya, Pentas Seni, dan Pameran dengan berbagai macam produk, seperti kuliner, aksesoris, aktivitas dan pertunjukkan khas kesenian Tionghoa (termasuk barongsai). Tempatnyapun disetting khusus tenda-tenda dihias dengan nuansa Pecinan yang didominasi berwarna merah, dan lampion-lampion berwarna merah. (bandaacehkotamadani.wordpress.com)