IKATAN Mahasiswa Aceh di Jerman (IMAN) bekerjasama dengan ASFERadio Jerman pada Kamis, 28 November 2013 kemarin malam waktu Jerman (dinihari waktu Indonesia) kembali mengadakan kegiatan rutin diskusi ilmiah, yang kali ini mengangkat tema mengenai Ali Hasjmy: Ulama Multizaman dan Multitalenta.
Acara yang sebenarnya ingin menghadirkan M. Alkaf MA dari Yayasan Ali Hasjmy di Banda Aceh itu akhirnya tidak memungkinkan mengingat kendala perbedaan waktu. Akhirnya narasumber pembanding Saiful Akmal, MA mahasiswa doktoral Goethe University Frankfurt tampil sebagai narasumber tunggal pengantar diskusi.
Acara bulanan yang dipantau oleh kebanyakan mahasiswa Aceh yang berdomisili di luar negeri, baik di Eropa seperti Inggris, dan Jerman maupun di beberapa negara lainnya berlangsung menarik, dan dipandu oleh DJ Juanda-kandidat PhD di University of Regensburg-Jerman.
Dalam diskusi dan tanya jawab muncul beberapa pertanyaan yang cukup menarik salah satunya adalah mengapa Ali Hasjmy dengan segala kiprahnya yang sudah cukup banyak itu, baik di skala lokal, nasional, bahkan regional – internasional belum juga dianugrahi gelar pahlawan nasional, seperti tokoh-tokoh asal Aceh lainnya.
Padahal kiprahnya sebagai pejuang di masa penjajahan, khususnya Jepang, aktivis paska kemerdekaan di berbagai organisasi Islam dan kepemudaan serta kiprahnya sebagai gubernur, ulama, birokrat, pendakwah dan sastrawan pada masa orde lama dan orde baru cuku meninggalkan bekas nyata kepada masyarakat. Salah satunya adalah Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam, sebagai pentasbihan bahwa Aceh sudah keluar dari yang namanya Darul Harb (Daerah Perang) menjadi Darul Ilmi (Daerah endidikan).
Para pendengar yang kemudian ikut terlibat secara interaktif di laman jejaring sosial facebook juga akhirnya pada penutupan diskusi sepakat bahwa keberadaan sosok Ali Hasjmy harus mendapat apresiasi lebih. Dan acara ini adalah salah satu bentuk dukungan dan juga kontribusi kecil, namun berarti terhadap upaya apresiasi itu termasuk mendorong beliau menjadi tokoh dan pahlawan nasional, sekaligus juga bukti bahwa pemikiran Ali Hasjmy masih dan akan terus bergema di jantung Eropa secara khusus dan dunia pada umumnya yang digaungkan oleh putra-putri Aceh yang sedang menimba ilmu demi kemajuan daerahnya. (atjehpost.com)