Kapal Fery Kenangan3 Langsa-Penang (Dedek MS/ATJEHPOSTcom) |
PELABUHAN Kuala Langsa terletak di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat, atau sembilan kilometer dari Kota Langsa. Peubahan ini satu-satunya pelabuhan kebanggaan masyarakat Kota Langsa. Dimana, pelabuhan Kuala Langsa juga pernah berjaya seperti pelabuhan-pelabuhan yang ada di daerah lain.
Saat ini pelabuhan Kuala Langsa memiliki dua dermaga, satu untuk bongkar muat, satu lagi untuk penyeberangan kapal fery Langsa-Penang yang baru diresmikan hari ini. Beberapa meter dari komplek pelabuhan Kuala Langsa terdapat satu dermaga Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang juga sebagai dermaga penyeberangan bagi masyarakat Pusong Telaga Tujoh menuju ke Kota Langsa dan sebaliknya.
Pelabuhan Kuala Langsa saat ini juga dijadikan sebagai salah satu tempat wisata bagi masyarakat, banyak masyarakat menjadikan dermaga bongkar muat sebagai tempat mancing atau tempat bersantai bersama keluarga.
Sebelum memasuki gerbang pelabuhan terdapat cafe-cafe kecil yang dibangun di tengah rimbunan kayu bangka. Cafe-cafe kecil ini menjajakan makanan seperti mie Aceh, jagung bakar dan minuman lainnya. Tempat ini merupakan salah satu tempat bersantai warga Langsa. Banyak warga yang datang ke tempat ini bersama keluarga dan teman, ada juga yang menjadikan tempat ini sebagai tempat memancing.
Salah seorang warga Kota Langsa yang dijumpai ATJEHPOSTcom, Zulhairi (62 tahun), mengatakan pelabuhan itu dinamakan Kuala Langsa karena terletak di muara Krueng Langsa. Pelabuhan itu, kata Zulhairi, pernah berjaya sebelum tahun 1963 ketika aktifitas ekspor impor masih menggeliat.
“Banyak pengusaha Aceh yang mengekspor arang, rempah-rempah, kopra, karet dan hasil perkebunan lainnya,” kata Zulhairi. “Banyak juga barang elektronik dan sepeda motor yang diekspor dari Malaysia.”
Zulhairi mengatakan aktifitas ekspor impor dengan Malaysia itu terhenti ketika Indonesia di bawah pemerintahan Soekarno melakukan konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1963. Selain itu, katanya, berhenti menggeliatnya Kuala Langsa juga karena konflik panjang yang mendera Aceh.
Geliat ekspor impor di Kuala Langsa total berhenti ketika Pemerintah Pusat mengeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 57 tahun 2002 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 42 tahun 2012. Kedua peraturan itu melarang otoritas pelabuhan Kuala Langsa untuk mengimpor barang produksi mainan anak-anak dan produksi hasil pertanian seperti bawang putih, bawah merah, gula pasir dan lainnya.
Saat ini, jalur transportasi Langsa-Penang, Malaysia, kembali dibuka. Hari ini, kapal Fery Kenangan3 melakukan pelayaran perdana dari Langsa ke Penang setelah dilepas oleh Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf. Banyak yang berharap, dengan dibukanya jalur transportasi di Selat Malaka ini kembali membuat aktifitas ekonomi di Kuala Langsa kembali menggeliat. | Atjehpost.com